TutupJangan Lupa Klik Like Dan Follow ya!

Saturday, August 30, 2014

Mahatma Gandhi – Pahlawan Kemerdekaan India

 
Mahatma Gandhi adalah pemimpin rohani dibalik kemerdekaan India. Mahatma Gandhi atau sering disebut Gandhi telah menentang penjajahan Inggris atas India. Gandhi memulai suatu gerakan tanpa kekerasan untuk memimpin India menuju demokrasi, perdamaian dan kemerdekaan. Gandhi dipenjara beberapa kali dan sempat hampir mati karena kelaparan. Namun dengan tekad yang kuat akhirnya beliau berhasil meraih apa yang dicita-citakannya.




Biografi Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Porbandar, Gujarat, India Britania dengan nama Mohandas Karamchand Gandhi
 
Pada tahun 1877 Inggris menjajah India, menjadikan India sebagai salah satu dari banyak jajahan Kerajaan Inggris. Saat itu Gandhi baru saja lulus dari pendidikan pengacaranya. Ia kemudian meninggalkan India dan berangkat ke Afrika Selatan.
Suatu hari ia sedang naik kereta. Tiket yang dibelinya adalah tiket kelas satu namun kemudian dengan semena-mena seorang kondektur kereta tersebut mengusirnya dari gerbong kelas satu dan menyuruhnya pindah ke kelas tiga. Perlu diketahui, kondektur kereta itu adalah seorang keturunan Inggris kulit putih. Kontan saja Gnadhi tidak mau. Nmaun ia kemudian diusir paksa dengan dikatain “Orang India hanya boleh naik gerbong kelas tiga. Tidak menjadi soal tiket kelas mana yang dibelinya”.
Gandhi berdebat dengan orang itu, yang pada akhirnya Gnadhi ditendang keluar kereta. Mulai saat itulah Gandhi memiliki tekat ingin memerdekakan bangsa India dari penjajahan Inggris. “Wlaupun Kerajaan Inggris itu berkuasa,, aku harus mengerahkan orang sebangsaku untuk memperjuangkan persamaan hak.” Itulah cita-cita Gandhi.


Memperjuangkan Persamaan Derajat, Menentang Kasta
Ia kemudian membuat buklet dan menerbitkannya. Ia juga berpidato untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana orang sebangsa mereka diperlakukan tak semena-mena di negeri sendiri.
Gandhi kemudian bergabung dengan suatu aliansi yang juga memiliki tujuan yang sama. I akemudian memasuki arena politik. Mereka (Gandhi dan aliansi) memperjuangkan kemerdekaan India dengan mengancam “ Tidak mau bekerja sama”.
Gandhi mengorganisasikan pertemuan demi pertemuan untuk mendesak semua orang agar membakar bahan-bahan pakaian produksi barat. Sementara gerakan untuk hanya menggunakan bahan lokal meraih momentum. Bangsa India hanyut dalam gerakan anti penjajahan.
Pada tahun1921 terjadi kerusuhan ketika Pangeran Edward dari Inggris berkunjung ke India. Kerusuhan tersebut mengakibatkan 20000 lebih warga India dipenjara termasuk Gandhi. Demikianlah Gandhi memutuskan untuk melancarkan aksi damai tapi situasinya tak terkendali. Bahkan seorang polisi tewas terbunuh dalam kerusuhan tersebut.
Gandhi menerima hukuman yang dijatuhkan padanya sebagai konsekuensi perjuangan. Di dalam penjara ia menghabiskan waktunya untuk membaca dan berfikir.
Setelah dibebaskan dari penjara, Gandhi berkelana ke seluruh negeri guna mempromosikan produk lokal agar tidak menggunakan produk Inggris. Gandhi diterima oleh semua kalangan masyarakat India. Ia kemudian memimpin sekelompok pengikut setia untuk berjalan sejauh 200 mil selama 24 hari kepantai barat India. Ini disebut dengan Barisan Garam dan sangat terkenal sampai sekarang.
Ia kemudian mengajak orang India untuk membuat garam sendiri dari air laut dan tak mau memakai garam orang Inggris. Demikianlah Gandhi menghancurkan monopoli garam yang dilakukan oleh kolonial. Karena hal itulah Gandhi dijebloskan lagi ke penjara.
Pada masyarakat India yang mayoritas menganut agama Hindu memberlakukan sistem kasta. Salah satu dari kasta terendah adalah orang buangan yang dianggap sebagai “najis”. Gandhi tak menyukai sistem kasta, ia ingin menghapus kasta dari masyarakat India karena kasta inilah yang membuat India tak bisa bersatu dan gampang diadu domba oleh Inggris.


Mogok Makan
Benar pula ramalan Gandhi, pada tahun 1932, pemerintah kolonial memberi hak suara pada orang buangan yang tujuannya ingin menyulut reaksi dari kasta yang lebih tinggi yang akhirnya akan memerangi  kasta orang buangan, dengan begitu India terus menerus dalam permusuhan dengan sesamanya sedangkan Inggris bisa seenaknya melihat tontonan ini.
Gandhi tahu bahwa ia dianggap orang suci oleh masyarakat India, Gandhi juga tahu masyarakat India tak mau dirinya mati karena masyarakat India terutama yang beragama Hindu sangat mengasihinya seperti dewa. Gandhi mempergunakan ini sebagai alat agar masyarakat bisa berfikir  tentang kehidupan mereka terutama tentang sistem kasta yang sudah terbukti justru akan membuat India di jalan perpecahan.
Gandhi kemudian membuat ide mogok makan. Ia berfikir jika masyarakat tahu kalau “orang sucinya” mogok makan mereka akan mau mengevaluasi pola berfikir mereka dan mau menghapuskan kasta. Strategi Gandhi berhasil, saat Gandhi sudah berada dalam masa kritis karena tak mau makan, para masyarakat kasta atas lantas membuat perubahan. 
Kasta atas memperbolehkan kasta orang buangan untuk memasuki kuil yang sebelumnya sangat diharamkan bagi kasta buangan untuk memasuki kuil. Kasta atas juga mau menerima makanan dan memakan makanan yang telah disentuh oleh kasta orang buangan. Padahal sebelumnya apapun yang disentuh oleh orang buangan maka hukumnya najis untuk dimakan oleh kasta diatasnya.
Setelah mengetahui berita bahwa masyarakat India sudah sadar akan kekeliruannya dan mau bersatu dan setelah 13 hari mogok makan akhirnya Gandhi mau makan dengan diawali minum segelas jus.
Gandhi 17 kali mogok makan seumur hidupnya. Ia gunakan nyawanya sendiri untuk memicu orang lain merenungkan kehidupan mereka, mengoreksi ide-ide yang keliru dan memberikan dorongan pada mereka yang berkecil hati. Mogok makan yang dilakukannya itu berhasil sebab rakyat mengasihinya. Mereka tidak mau kehilangan nyawa nya karena kesalahan mereka. Gandhi pernah mengatakan “Kamu hanya bisa mogok makan demi orang-orang yang kamu kasihi. Jangan mogok makan untuk menentang bangsawan.”
Tahun 1942 Gandhi menghimbau Inggris menarik diri dari India. Akhirnya India mengklaim kemerdekaannya pada tahun 1947. Gandhi terus memperjuangkan persatuan orang sebangsanya. Gandhi terkenal dengan perjuangan tanpa darah dan ini tidak terdapat di negara lain.
Kata-Kata Bijak Gandhi
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
Kalau tak ada yang mendengarkan himbauanmu, berjalanlah terus...
Kalau tak ada yang berani berbicara karena takut, Buatlah deklarasi....
Kalau semua orang pergi, berjalanlah terus....
Walaupun menempuh jalan berduri di sepanjang jalan yang bernoda darah, berjalanlah terus....
Itulah kata-kata Gandhi selama memperjuangkan persatuan India.
Meninggalnya Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi meninggal pada tanggal 30 Januari 1948 di New, Delhi India. Sebab beliau meninggal adalah karena pembunuhan. Ia ditembak oleh seorang Hindu fanatik ketika ia hendak menghadiri pertemuan doa yang diadakan setelah ia menjalankan puasa lengkap, yaitu puasa yang mempertaruhkan nyawa. Aksi puasa itu dilakukan demi meredam pertikaian yang terjadi di India antara kaum Muslim dan Hindu yang muncul menjelang hingga pasca kemerdekaan India. Jasadnya kemudian di kremasi di Rajghat, Delhi. Walau ia telah meninggal namun semangat perjuangannya akan terus hidup sampai sekarang.



sumber : http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/10/biografi-mahatma-gandhi-pahlawan.html

Biografi Che Guevara




Ernesto Guevara Lynch de La Serna (lahir di Rosario, Argentina, 14 Juni 1928 – meninggal di Bolivia, 9 Oktober 1967 pada umur 39 tahun) adalah pejuang revolusi Marxis Argentina dan seorang pemimpin gerilya Kuba.

Guevara dilahirkan di Rosario, Argentina, dari keluarga berdarah campuran Irlandia, Basque dan Spanyol. Tanggal lahir yang ditulis pada akta kelahirannya yakni 14 Juni 1928, namun yang sebenarnya adalah 14 Mei 1928.

Masa Kecil
Sejak usia dua tahun Che Guevara mengidap asma yang diderita sepanjang hidupnya. Karena itu keluarganya pindah ke daerah yang kering, yaitu daerah Cordoba. Pendidikan dasar ia dapatkan sebagian dari ibunya, Celia de la Serna. Pada usianya yang begitu muda, Che Guevara telah menjadi seorang pembaca yang lahap. Ia rajin membaca literatur tentang Karl Marx, Engels dan Sigmund Freud yang ada di Ruang makannya. Memasuki sekolah menengah pertama (1941) di Colegio Nacional Deán Funes. Di sekolah ini dia menjadi yang terbaik di bidang sastra dan olahraga. Di rumahnya, Che Guevara tergerak hatinya oleh para pengungsi perang saudara Spanyol, juga oleh rentetan krisis politik yang parah di Argentina. Krisis ini memuncak di bawah pemerintahan diktator fasis kiri, Juan Peron, seorang yang ditentang Guevara. Berbagai peristiwa tertanam kuat dalam diri Guevara, ia melihat sebuah penghinaan dalam pantomim yang dilakonkan di Parlemen dengan demokrasinya. Maka muncul pulalah kebenciannya akan politisi militer beserta kaum kapitalis dan terutama kepada dolar Amerika Serikat ,yang dianggap sebagai lambang kapitalisme.

Meski demikian dia sama sekali tidak ikut dalam gerakan pelagejar revolusioner. Ia hanya menunjukkan sedikit minat dalam bidang politik di Universitas Buenos Aires, (1947), tempat ia belajar ilmu kedokteran. Pada awalnya ia hanya tertarik memperdalam penyakitnya sendiri, namun kemudian dia tertarik pada penyakit kusta.

Berkeliling Argentina dengan sepeda motor
Pada tahun 1949 ia memulai perjalanan panjangnya yang pertama, menjelajahi Argentina Utara hanya dengan bersepeda motor. Itulah untuk pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan orang miskin dan sisa suku Indian. Selanjutnya pada tahun 1951 setelah menempuh ujian-ujian pertengahan semester Che mengadakan perjalanan yang lebih panjang didampingi dengan seorang teman dan untuk nafkah hidupnya dia bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Ia mengunjungi Amerika Selatan, Chili di mana dia bertemu Salvador Allende, dan di Peru ia bekerja sama selama beberapa minggu di Leprasorium San Pablo, di Kolombia ia tiba pada saat La Violencia, di Venezuela ia ditangkap tetapi dilepaskan kembali, kemudian ia juga mengunjungi Miami. Che Guevara mengisahkan perjalanannya dalam buku harian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Buku Harian Sepeda Motor (The Motorcycle Diaries), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1996 dan kemudian difilmkan dengan judul yang sama pada 2004. Dia bersama temannya Albert Gustafo Mendes berjuang bersama melawan keserakahan Rusia.

Perjalanan Che Guevara
Ia kembali ke daerah asalnya dengan sebuah keyakinan bulat atas satu hal bahwa ia tidak mau menjadi profesional kelas menengah dikarenakan keahliannya sebagai seorang spesialis kulit. Kemudian pada masa revolusi nasional ia pergi ke La Paz, Bolivia di sana ia dituduh sebagai seorang oportunis. Dari situ ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang reruntuhan Indian Maya dan Inca. Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama istrinya, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez. Guevara bertemu dan kagum pada Raúl Castro dan Fidel Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah pemimpin yang ia cari.

Ia bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang pengarang "Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo" (Seratus lima puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze Dong dan Che (dalam bahasa Italia berarti teman sekamar dan teman dekat) menjadi murid kesayangannya dan menjadi pemimpin di kelas. Latihan perang di tanah pertanian membuat polisi setempat curiga dan Che beserta orang-orang Kuba tersebut ditangkap namun dilepaskan sebulan kemudian.

Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling bersungguh-sungguh memberikan ajaran Lenin kepada anak buahnya. Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan menembak orang yang ceroboh dan di arena inilah ia mendapatkan reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin dalam eksekusi massa pendukung fanatik presiden yang terguling Batista. Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin "Instituto Nacional de la forma Agraria", yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba dan menggusur orang orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis. Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis yang dimintai nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan. Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.

Kunjungan ke Indonesia dan beberapa negara lain
Pada tahun 1955, Guevara menikahi Hilda Gaeda. Pada 12 Juni 1955 belum genap enam bulan sesudah Revolusi Kuba meraih kemenangan, Castro mengutus Che selama tiga bulan untuk mengunjungi 14 negara Asia, kebanyakan negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1960. Pada rentang tiga bulan inilah Che berkunjung ke Jakarta dan menyempatkan diri ke Borobudur. Setahun kemudian pada 13 Mei 1961, Presiden Soekarno mengunjungi Kuba. Di Bandara Jose Marti, Havana, Soekarno disambut oleh Presiden Kuba Fidel Castro, Che Guevara, dan deretan pejabat Kuba lain. Sekembalinya ke Kuba ia diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan (Februari 1960) dengan Uni Soviet yang melepaskan industri gula Kuba pada ketergantungan pasar Amerika. Ini merupakan isyarat akan kegagalannya di Kongo dan Bolivia sebuah aksioma akan sebuah kekeliruan yang tak akan terelakkan. "Tidaklah penting menunggu sampai kondisi yang memungkinkan sebuah revolusi terwujud sebab fokus instruksional dapat mewujudkannya" ucapnya dan dengan ajaran Mao Ze Dong ia percaya bahwa daerah daerah pasti membawa revolusi ke kota yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Juga pada saat ini ia menyebarkan filosofi komunisnya (diterbitkan kemudian dalam "The Socialism and Man in Cuba", 12 Maret 1965). Ia meringkas pahamnya menjadi "Manusia dapat sungguh mencapai tingkat kemanusiaan yang sempurna ketika berproduksi tanpa dipaksa oleh kebutuhan fisiknya sehingga ia harus menjual dirinya sebagai barang dagangan".


Konfrontasi dengan Uni Soviet
Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet tampak ketika dalam organisasi untuk Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965) menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak hanya dengan negara-negara blok komunis dan memberikan bantuan pada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya. Ia juga menyerang pemerintahan Soviet atas kebijakan hidup bertetangga dan juga atas Revisionisme. Guevara mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di samping itu setelah terpaksa berhubungan dengan Amerika Serikat, ia sebagai perwakilan Kuba di PBB menyerang negara-negara Amerika Utara atas keserakahan mereka dan imperialisme yang kejam di Amerika Latin.

Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965, bukan secara resmi tetapi secara nyata. Untuk beberapa bulan tempat tinggalnya dirahasiakan dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba. Ia kembali ke Kuba untuk melatih para sukarelawan untuk proyek ini dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia dan ketika musim gugur 1965 Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.

Kematian Che Guevara
Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia salah memperkirakan potensi negara itu yang mengakibatkan konsekuensi yang buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967 adalah akhir dari segala usahanya dan hukuman tembak dijatuhkan sehari setelah itu.

Pada tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya dikuburkan kembali dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi Kuba.

Che menjadi legenda. Ia dikenang karena keganasannya, penampilannya yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi dan penolakan atas penghormatan berlebihan atas semua reformasi murni dan pengabdiannya untuk kekejaman dan sikapnya yang flamboyan. Ia juga idola para pejuang revolusi dan bahkan kaum muda generasi tahun 1960-1970 atas tindakan revolusi yang berani yang tampak oleh jutaan orang muda sebagai satu-satunya harapan dalam perombakan lingkup borjuis kapitalisme, industri dan komunisme.

Penghormatan terhadap Che Guevara
Berbagai tokoh sastra, musik dan seni telah mempersembahkan komposisinya kepada Che Guevara. Penyiar Chili Pablo Neruda mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya Fin del mundo (Akhir dunia) pada 1969. Pengarang Uruguay, Mario Benedetti menerbitkan pada 1967 serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul A Ras del Sueño (Pada tingkat impian). Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu Hasta siempre comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara) dan Los Fabulosos Cadillacs, Gallo Rojo (Ayam jantan merah), yang muncul dalam album El León (Singa) pada 1991.